Pages

Permintaan Sepatu Fashion Tumbuh 20% di Dalam Negeri

Kapanlagi.com - Permintaan sepatu fashion dan kulit di dalam negeri tumbuh sekitar 20% per tahun yang bisa digarap industri sepatu nasional khususnya industri kecil dan menengah (IKM).

"Pertumbuhan permintaan sepatu fashion di Indonesia sekitar 20 persen yang bisa dimanfaatkan pemain sepatu lokal," ujar Ketua Asosiasi Persepatuan Indonesia (Aprisindo) Non-sport dan UKM, Yongki Komaladi di Jakarta, Minggu (15/4).

Ia mengatakan, berbeda dengan negara tujuan ekspor utama produk sepatu Indonesia seperti Uni Eropa dan Amerika Serikat yang menyukai sepatu kets atau sport. Konsumen di dalam negeri justru lebih banyak menggunakan sepatu casual, fashion, yang terbuat dari kulit.

Peluang pasar itu harus dimanfaatkan IKM sepatu di dalam negeri dengan membuat sepatu yang memperhatikan kualitas, desain, kemasan, dan pelayanan.

"Saat ini pasar sepatu di Indonesia yang besar itu menjadi incaran negara lain, yang terlihat dari berdatangannya merek sepatu (casual dan fashion) dari Malaysia, Singapura, Vietnam, dan Cina," ujar Yongki yang juga pengusaha sepatu fashion.

Ia melihat kelemahan industri sepatu fashion dan casual di Indonesia adalah kurangnya promosi terhadap merek sendiri. Sedangkan sepatu dari negara lain, promosinya sangat kuat di Indonesia.

Ia melihat dalam hal ini pemerintah perlu memberi bantuan terutama industri kecil sepatu agar bisa tampil di berbagai pameran yang difasilitasi pemerintah untuk mempromosikan merek mereka.

"Produsen sepatu lokal sebenarnya memiliki kemampuan yang bagus, namun seringkali desainnya hanya menyontek dari barang yang laku tanpa menciptakan ciri khas sendiri," ujarnya.

Menurut Yongki, untuk bisa bersaing di pasar domestik, bahkan ekspor, industri sepatu casual atau fashion harus bekerjasama dengan perancang mode agar desain sepatunya berkembang.

"Memang mahal, tapi setidaknya desain sepatu di Indonesia berkembang tidak itu-itu saja, seperti sepatu Cina yang beredar di Indonesia yang desainnya itu saja, sehingga kini pasarnya mulai jenuh," ujarnya.

Ia mengatakan juga bahwa Aprisindo akan membuat program untuk membantu pengembangan sentra IKM sepatu kulit di Cibaduyut (Jawa Barat) dan Tanggulangin (Jawa Timur) akan bisa bermain di pasar yang lebih luas.

Sampai saat ini produksi dan ekspor sepatu di Indonesia masih didominasi sepatu olahraga (sport). Pada 2006 dari ekspor sepatu sekitar US$1,6 miliar, sekitar 70% diantaranya dari sepatu sport baik sisi jumlah maupun nilai ekspornya. (*/bun)

No comments:

Post a Comment