Pages

Pomelo Fashion ingin jadi e-commerce pecinta fashion jalanan

E-commerce merupakan salah satu sektor bisnis yang bertumbuh dengan cepat di Thailand berkat pentetrasi internetnya yang meningkat. Sementara itu, para pemuda di Thailand semakin tertarik membeli pakaian yang dengan desain bagus dan fashionable. Pomelo Fashion, startup e-commerce yang berbasis di Bangkok, mencoba untuk memanfaatkan dua tren ini.

BERITA TERKAIT
Rhenald Kasali soroti perubahan era digital dalam buku barunya
Penjualan perlengkapan sekolah di Tokopedia naik drastis
Gelar workshop e-Smart IKM, Kemenperin ingin industri kecil manfaatkan e-commerce

Berasal dari Bangkok, Pomelo Fashion merupakan merek fashion wanita online baru yang tidak memiliki toko fisik. Startup ini berfokus pada tren fashion high-street dari Tokyo, Hong Kong, Seoul, dan menawarkannya untuk masyarakat Thailand. Pomelo Fashion menyebut dirinya sebagai Topshop-nya Asia Tenggara.

Berawal sebagai klien Lazada sebelum meluncurkan e-retailer-nya sendiri, Pomelo Fashion didirikan oleh tiga sekawan: David Jou, Win Thanapisitikul, dan Casey Liang. Setelah lima bulan mempersiapkan proyek peluncurannya, situs ini akhirnya diluncurkan bulan lalu.

Membawa tren fashion internasional ke Bangkok

Agar bertahan di pasar e-commerce yang penuh persaingan, Pomelo Fashion bekerjasama langsung dengan pemasok untuk memastikan produknya mempunyai kualitas yang harus dimiliki tren fashion saat ini. Pomelo juga mempunyai desainer sendiri yang mengamati tren fashion di New York dan Seoul dan mengadaptasinya ke pasar Thailand ketika diperlukan. Tiap produk di situs ini dipilih oleh tim Pomelo.

Pengalaman berbelanja online yang lebih baik

"Berbelanja pakaian secara online harus lebih baik dari berbelanja secara offline," kata Casey. Pomelo mengikuti prinsip ini untuk membuat pelanggan senang.

Untuk pemesanan di wilayah Bangkok, barang yang dipesan oleh pelanggan sebelum jam 3 sore akan diantarkan pada hari itu juga. 90 persen untuk wilayah sisanya menerima barang dalam dua hari.

Pomelo juga menambahkan produk baru setiap hari Senin yang membangun reputasi Pomelo sebagai situs yang 'up-to-date'. Hal ini juga dapat mendorong pelanggan untuk sering memeriksa situs ini untuk melihat barang baru.

Konten sosial

Ada banyak online shopping melalui Facebook (F-commerce) di Thailand, bagaimanapun juga kebanyakan dari mereka adalah 'informal shopping', yang berarti bahwa pembeli menulis pesanannya di wall Facebook atau mengirim pesan di Facebook kemudian pergi ke bank untuk mentransfer uang dan mengirim bukti pembayaran kepada penjual. Pomelo ingin menawarkan cara berbelanja yang lebih menarik bagi pelanggan sembari memanfaatkan kepopuleran media sosial. Perusahaan ini secara teratur membuat foto dan video untuk halaman Facebook dan Instagram-nya, dan melakukan banyak promosi melalui channel tersebut. Saat ini, 90 persen pengunjung situsnya berasal dari Facebook.

Nantinya, Pomelo berniat memasukkan lebih banyak elemen sosial pada situs resminya, seperti profil pengguna dan mekanisme upvoting.

Pomelo ingin membangun citra mereknya sebelum bekerjasama dengan investor.

Langkah Pomelo selanjutnya adalah meluncurkan Pomelo Fashion di Singapura beberapa bulan ke depan. Saat ini, Pomelo belum mempertimbangkan kerjasama apapun karena ingin bertumbuh sendiri terlebih dahulu.

Artikel ini pertama kali muncul di Tech in Asia Indonesia [ega]

No comments:

Post a Comment